Friday, December 22, 2017

Wawancara HR? Wawancara HC? Gimana sih itu?

Hello, long time no post here. Di postingan kali ini akan gunain bahasa Indonesia versi santai aja deh, biar maksud dan tujuan postingan ini dapat dicerna dengan baik. Berhubung lagi ada waktu senggang di sela-sela waktu ngantor di hari jumat ini, gua mau cerita dan berbagi pengalaman tentang apa yang sudah pernah gua lewati selama menjadi jobseeker yaitu tahap interview Human Resource atau Human Capital di beberapa perusahaan multinasional dan perusahaan nasional di Indonesia menurut pandangan gua sebagai kandidat yg ga begitu ngerti tentang mekanisme detail proses rekrutmen.

Sebagai seorang jobseeker tentunya sudah ga asing sama yang namanya wawancara atau interview, tahap ini bisa terbagi ke beberapa part sesuai dengan materi wawancara dan background si pewawancaranya. Contoh wawancara yang pernah gua jalanin itu mulai dari wawancara psikolog hingga ada yang namanya wawancara dari bagian Human Resource atau Human Capital, kesemua wawancara ini kebanyakan diletakkan pada tahap kedua atau ketiga proses rekrutmen karena tahap awal rekrutmen sih mostly tes psikologi tertulis maupun berbentuk online assessment atau initial user interview yang pernah gua ikuti di salah satu perusahaan multinasional telekomunikasi di Indonesia.

Kalo ngomongin tentang wawancara psikolog, biasanya tahap wawancara ini adalah bagian cross-check atau konfirmasi terhadap hasil tes psikologi yang telah kandidat kerjakan, baik itu psikotes tertulis maupun psikotes online. Menurut pengalaman gua, kalo wawancara psikolog itu kebanyakan materi yang ditanyakan berupa beberapa buah studi kasus yang mengharuskan kita menjawab dan memberikan solusi terhadap sebuah kasus tersebut menurut versi unique kita sendiri sesuai dengan sifat dan sikap kita, ada beberapa juga yang bertanya dan membahas tentang track record selama kuliah dan keluarga tetapi lebih banyak ke problem solving atas suatu kasus/permasalahan sih. Contoh pertanyaan di wawancara psikolog yang paling bikin gua kaget adalah "Selama kamu menjabat di posisi X di organisasi Y, coba sebutkan apa kecurangan yang pernah kamu lakukan?" BOOM!! Tentu jika dihadapkan dengan pertanyaan seperti ini, terlintas di hati kecil kita yang paling dalam ingin menceritakan dan membeberkan 'dosa' tersebut langsung PLEKKK kepada pewawancara, namun menurut gua untuk menjawab bagian ini, cobalah untuk memberikan jawaban tentang 'dosa' yang menurut kita masih ada celah untuk diberikan pembelaan setelahnya, sehingga kita ga keliatan salah-salah banget karena ada alasan demi kebaikan dibalik itu semua. Eaaaa. Yang terpenting, jangan bohong deh karena kalo bohong sama psikolog mah kemungkinan besar ketahuan hahaha

Nah selanjutnya bahas tentang wawancara oleh bagian Human Resource atau Human Capital, di tahap wawancara ini tentunya di suatu perusahaan itu memiliki bagian rekrutmen yang biasanya berada di bawah bagian HR atau HC. Wawancara HR ini biasanya membahas tentang background pendidikan, keluarga, organisasi, pengalaman kerja (kerja praktek juga bisa), pengalaman meng-handle suatu project, kontribusi saat mengikuti lomba dan pernah juga gua ditanyain hal-hal teknis yang berhubungan dengan posisi yang gua lamar dan jurusan kuliah gua, meskipun biasanya hal teknis yang lebih detail bakalan ada di tahap interview dengan user, mungkin saja hal teknis yang ditanyakan di wawancara HR ini dibuat untuk nge-test sejauh mana kesiapan kita sebagai kandidat karyawan mereka kalo ditanya hal-hal yang di luar dugaan. Oh iya, di wawancara HR juga sangat besar peluangnya ditanya mengenai pengetahuan kandidat tentang perusahaan yang dilamar, jadi sebaiknya cari tau dulu sejarah perusahaan, job-desc posisi yang dilamar, nama pejabatnya juga deh kali aja ditanya. Namun, menurut gua tahap wawancara HR (maupun wawancara psikolog) ini digunain buat menilai seberapa cocok pribadi si kandidat karyawan ini dengan budaya perusahaan dan bagaimana kesiapan si kandidat karyawan untuk bergabung dengan perusahaan, besar kemungkinannya hasil wawancara HR ini akan menentukan kandidat karyawan tersebut akan diteruskan proses rekrutmennya ke bagian/departemen/divisi apa nantinya saat di tahap wawancara dengan user.

Inti dari setiap wawancara ini yaitu sama, bagaimana kita bisa impress pewawancara tentang diri kita, memberitahu mereka apa yang telah kita kerjakan baik di bangku kuliah, tanggung jawab di organisasi, tugas-tugas di perusahaan kerja praktek, andil di lomba yang pernah kita ikuti dan tentunya apa yang bisa kita tawarkan terhadap perusahaan tempat kita apply. Tetap santai dan jujur, jangan melebih-lebihkan sesuatu yang tidak bisa kita kerjakan karena tentunya (jika luckily lolos ke tahap berikutnya) semua yang kita sampaikan akan ditanyakan lebih detail lagi pada tahap rekrutmen selanjutnya.

Pengalaman dari wawancara-wawancara yang sudah pernah gua ikuti sih, wawancara tahap ini berlangsung sekitar 20-40 menit tergantung dari seberapa antusiasnya pewawancara terhadap apa yang kita sampaikan dan juga seberapa clear jawaban kita ke pewawancara. Jadi, kalo wawancaranya cepat selesai tuh bukan berarti diri kita ga menarik, begitu juga sebaliknya wawancara lama bukan berarti kita orangnya bertele-tele, tetap percaya diri aja cuy. So, good luck dan jangan lupa berdoa!